Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Minggu, 08 Februari 2009

Sudahkah kita memiliki pemimpin dari masa depan?

Stand By Me. Ini adalah sebuah judul lagu yang menjadi topik dari Mario Teguh, Golden Ways (MTGW), sebuah acara TV yang memberikan inspirasi kepada siapa saja yang mau berubah untuk maju. Meski agak terlambat, tetapi sore itu tidak berarti saya tidak mendapatkan apapun karena hampir di setiap detik, setiap menit acara ini penuh dengan pelajaran dan makna yang berguna bagi peningkatan kemampan dan kualitas kita sebagai manusia. Satu poin yang sempat menjadi perenungan saya adalah ketika MT membahas tentang bagaimana kita memilih pemimpin. Pilihlah selalu pemimpin dari masa depan, bukan pemimpin yang berasal dari masa lalu.

Pernyataan tersebut memiliki makna ganda, fisik dan esensi. Secara fisik, pemimpin haruslah yang muda, enerjik, suka perubahan, terbuka. Banyak dari kita yang masih mengidentikkan muda dengan tidak berpengalaman atau kurang mampu. Tetapi, menurut saya, bukankah banyak orang yang sudah tua, sudah senior,dan banyak pengalaman tidak mampu memantaskan dirinya untuk menjadi pemimpin? Namun banyak pula orang-orang muda yang menyadari dan mampu memantaskan dirinya untuk menjadi pemimpin, mampu mengkolaborasikan berbagai kemampuan bawahannya untuk mewujudkan goal. Anda akan memilih yang mana: senior, hebat, tetapi tidak punya potongan menjadi pemimpin atau muda, enerjik, dan mampu bekerja sama dan mengkolaborasikan potensi untuk mencapai tujuan organisasi? Orang muda identik dengan enerjik yang sangat diperlukan dalam memberikan kekuatan dalam organisasi. Muda juga diidentikkan dengan instabilitas, anti kemapanan. Bukankah itu merugikan? Jawabnya adalah tidak, justru anti kemapanan adalah kunci kemajuan organisasi. Bukankah banyak muncul pemimpin-pemimpin hebat karena mereka tidak puas dengan apa yang terjadi pada jamannya?

Secara esensi adalah bahwa kita harus memilih pemimpin yang visioner, tua atau muda dalam usia bukanlah masalah. Pemimpin harus memiliki pandangan atau cita-cita yang jelas tentang masa depan,bukan pemimpin yang selalu dibayangi oleh cerita-cerita keberhasilan masa lalu yang mungkin tidak lagi sesuai dengan masa kini. Masa lalu adalah pelajaran, bukan sesuatu yang akan diterapkan di masa depan. Pemimpin harus berperilaku sebagai pemimpin, bukan hanya mampu.

Bagaimana dengan organisasi kita? Apakah pemimpin kita berasal dari masa depan ataukah peninggalan dari masa lalu? Tentu kita dapat menilainya dengan sangat gampang.



Gix, ETC

Tidak ada komentar: