Perasaan trenyuh itupun tiba-tiba muncul saat Anita (samaran) memberitahukan kepada saya bahwa ia akan melanjutkan sekolah di jawa, tepatnya di kota Malang. Usianya yang baru 12 tahun, lulus kelas 6. Saya membayangkan sesuatu yang berat saat-saat hari pertama, minggu pertama, bulan pertama, dan tahun pertama di kamar yang baru, sekolah yang baru, kawan baru, lingkungan yang baru, dan kota yang baru pula. Terbayangkan lepas dari orangtua, jauh dari kedua orangtua, jauh dari saudara (kakak / adik). Tidak ada lagi bersenda gurau dengan adik dan kakak, tidak ada lagi bercengkerama dengan orangtua tempat mengadu, curhat, tidak ada lagi tertawa gembira dengan sahabat-sahabat lama.” Semoga di sekolah yang barumu di jawa kehidupanmu semakin seru,” kataku dalam hati.
Sebenarnya apa yang dicari sekolah jauh-jauh di Jawa ? Apakah sekolah di Bontang (kaltim) kurang bermutu ? Apakah sekolah di Bontang (kaltim) sudah tidak layak lagi ? Apakah sekolah di Kaltim sudah tidak berkenan di hati ? Ada sesuatu yang menggelitik perasaan saya. Mereka mengejar angan-angan agar anaknya dapat berkembang lebih baik lagi di sekolah barunya (intinya perkembangan akhlak motivasinya).
Apakah ini inisiatif dari orangtua atau dari anaknya ? Pemaksaan, kesadaran, atau sebuah rayuan dari suatu keinginan yang lebih baik. Yang tahu adalah orangtua yang sudah mengalaminya.. Dalam sebuah penelusuran dan wawancara spontan, ternyata mereka tertarik dengan publikasi, omongan dari mulut ke mulut, juga dari buka-buka web site nya sekolah. Web site menarik memang, di lapangan ? perlu pembuktian.
Ada sesuatu yang dapat kita pelajari di sini ? Saatnya kita membuka program yang sesuai dengan minat, harapan, keinginan dan tuntutan sebagian orangtua model sekarang. Mari kita berani untuk membuat terobosan-terobosan baru model lembaga, kharakteristik lembaga. Buka kelas terpadu ? kenapa tidak. Konon di kota Surabaya juga ada sekolah umum yang membuka kelas terpadu (kurikulum madrasah). Sebenarnya kelas terpadu ini pelaksanaannya/ karakteristiknya seperti yang sudah dilakukan di kelas model. Perbedaannya pada kelas terpadu menambah 3 bidang studi yang ada di madrasah.
Sebenarnya banyak cara untuk mempromosikan atau mempublikasikan program / prestasi sekolah ( TK, SD, SMP, SMA ) dalam satu paket (dari yang paling sederhana sampai yang paling modern )
1. Kirim berita SMS dari sekolah (lihat data orangtua siswa ).
2. Brosur atau pamphlet
3. Buleti sekolah
4. Buku tulis produk sekolah (sampulnya tentang prestasi sekolah).
5. Membuat rekaman kaset prestasi sekolah yang di CD kan (gandakan).
6. Spanduk
7. Iklan di TV local atau surat kabar daerah
8. Membuat event-event sekolah yang terbuka untuk umum.
9. Membuat Web Site (blog) yang lebih menarik / interaktif yaitu pembuatannya dilombakan untuk umum.
10. Mengisi acara tetap di televise Lokal ( PKTV dan tv kabel BSD) seputar dunia pendidikan.
Dari : 1 lagi dari Supri.
Kami adalah
- PEACE YPK
- kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.
Senin, 25 Mei 2009
Delapan Kekuatan Kepemimpinan yang produktif
Delapan Kekuatan Kepemimpinan yang Produktif menurut Ki-ngenes :
1. Kemampuan dalam mengkoordinasi
2. Kemampuan dalam mengambil hati
3. Kemampuan dalam memberikan empati
4. Kemampuan dalam memberikan motivasi
5. Kemampuan dalam melakukan inovasi
6. Kemampuan dalam melakukan supervisi
7. Kemampuan dalam memahami kondisi
8. Kemampuan dalam menegakkan peraturan (kedisiplinan)
Menurut :penerawangan di lapangan.
1. Kemampuan dalam mengkoordinasi
2. Kemampuan dalam mengambil hati
3. Kemampuan dalam memberikan empati
4. Kemampuan dalam memberikan motivasi
5. Kemampuan dalam melakukan inovasi
6. Kemampuan dalam melakukan supervisi
7. Kemampuan dalam memahami kondisi
8. Kemampuan dalam menegakkan peraturan (kedisiplinan)
Menurut :penerawangan di lapangan.
Langganan:
Postingan (Atom)