Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Rabu, 01 April 2009

Kutunggu Produk Baru yang Bermutu

Saya sangat salut dengan pemikiran dan ide-ide Pak Ahmad R.
Kita sedang sabar menunggu ide-idenya para pemimpin sekolah ini untuk menyonsong tahun pelajaran baru dengan penuh bangga dan optimistic.
Dan bukan menyongsong tahun pelajaran baru dengan kemrusungan dan kemutungan.
Yang bisanya mungkin saling menyalahkan tanpa memberikan solusi.
Tanpa mau memberikan teladan dan tindakan yang proaktif bersama membangun-membangkitkan lembaga ini agar tidak semakin lesu.

Kami menunggu apa yang dapat diterapkan dari pemikirannnya Bapak Masruri , yang dapat diterapkan di lingkungan sekolah kita.
Atau kah malah membuat bingung para pemimpin sekolah di lembaga ini, akhirnnya malah tidak ada satupun ide Pak Masruri yang dapat di terapkan di lembaga ini.
Akhirnya hanya mengandalkan program-program lama yang sudah kedaluarsa dalam menjawab kenaikan biaya pendidikan di lembaga ini.
Kita berharap para orantua buka karena terpaksa menyekolahkan putra-putrinya di lembaga ini, tetapi karena kebutuhan/keinginan akan harapan out put sebagai sekolah yang dianggap paling bermutu, meskipun belum secara eksplisif memberikan jaminan mutu.
Kami tunggu Bapak/ Ibu Pimpinan Sekolah di lembaga ini
Luncuran produk Baru yang bermutu di awal tahun pelajaran baru 2009-2010.

Dari : Anak Ikan

Tanggap Darurat (Emergency Response)

Dalam manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kita mengenal istilah emergency response(tanggap darurat) yaitu suatu tindakan alternatif yang dapat dan harus dilakukan ketika terjadi suatu insiden atau kecelakaan kerja yang berprinsip pada tindakan yang cepat dan tepat. Emergency response ini dilatihkan dan harus diketahui oleh seluruh personil yang berada di tempat kerja mulai dari unsur pelaksana sampai manager. Misalnya: bila terjadi kebocoran gas di suatu pabrik petrokimia, sudah ada langkah- langkah jelas yang harus diambil dengan cepat mulai dari penanganan kebocoran itu sendiri sampai evakuasi korban dan evakuasi orang-orang yang berada di area bahaya, dsb - dsb.

Merespon kondisi yayasan kita yang saat ini sedang dalam keadaan yang memerlukan tanggap darurat, ada beberapa prinsip yang perlu kita ketahui dan kita pahami bersama bahwa:
  1. Yayasan kita sedang dalam posisi yang serba sulit dimana SPP naik drastis secara signifikan sedangkan lingkungan sekitar menurunkan SPP secara drastis dan signifikan bahkan membebaskannya.
  2. Ibaratnya kita telah menentukan harga produk yang tinggi tetapi belum adanya jaminan mutu atau spesifikasi produk yang kita jual.
Bagaimanapun Yayasan kita harus tetap ada dan Insyaa Alloh (pakai syain) akan tetap ada jika dan hanya jika:
  1. Ada murid
  2. Ada guru
  3. Ada pihak yang peduli untuk mendanainya.
Murid akan tetap ada jika orang tua murid yang membayar SPP masih yakin bahwa Yayasan kita dapat memenuhi kebutuhan mereka akan pendidikan anak-anaknya. Kita akan dapat memenuhi kebutuhan mereka jika:
  1. Kita memiliki program sekolah yang terukur dan terencana
  2. Kita memiliki guru-guru yang tetap komitmen dengan keguruannya
  3. Kita memiliki guru-guru yang mau terus memperbaiki diri dan meningkatkan kemampuan akademiknya.
  4. Kita memiliki pemimpin yang visioner dan mengerti tentang hakekat pendidikan.
Dan yang dibutuhkan Yayasan kita dari kita selain komitmen kita adalah pemikiran kita, ide-ide kita untuk memperbaiki dan melestarikan Yayasan ini bukan ide-ide mengenai pembubaran Yayasan. Dan yang lebih penting adalah kesiapan kita untuk menjalankan ide-ide yang konstruktif tersebut. Yayasan kita akan lestari bukan karena ide-ide PHK. Yayasan kita akan lestari juga bukan karena kecemasan dan keragu-raguan kita. Yayasan kita akan tetap ada bukan karena emosi dan "kemrungsung" kita melainkan karena keyakinan dan komitmen kita bersama. Memang ada beberapa orang yang mungkin menginginkan adanya PHK karena mereka membayangkan jumlah pesangon yang besar. Namun demikian, saya yakin masih jauh lebih banyak yang tidak menginginkan adanya PHK baik PHK secara individu maupun masal. Orang-orang itu adalah Sampean dan Saya: Achmad Riwayadi.