Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Senin, 11 Mei 2009

Kata Perpisahan yang Menyentuh Kalbu

Hari Kamis, tanggal 7 Mei 2009, jam 2 siang, di gedung Koperasi, SMA Yayasan Pupuk Kaltim mengadakan agenda tetap tahunan yaitu Perpisahan Kelas XII. Sebuah acara yang setiap tahun dilakukan, dikenang, akhirnya akan terhapus oleh acara perpisahan berikutnya. Begitu seterusnya. Acara perpisahan kali ini tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya. Bapak Ibu guru yang biasanya tampil sederhana dengan seragam lurik birunya, kini tampil lebih segar dengan baju batik. Siswa-siswa pun untuk terakhir kalinya memakai seragam khas batik YPK. Siswa yang biasanya tidak rapi untuk pertama kalinya tak perlu di ingatkan untuk memasukkan bajunya. Tak perlu panjang lebar hanya untuk memakai sabuk ikat pinggangnya. Siswa yang berbadan tambun pun tampak rapi dengan baju dimasukkan lengkap dengan ikat pinggang hitamnya.
Sambutan-sambutan yang disampaikan di atas podium tak menggetarkan hati kami, sampai saat seorang guru "Pak Achmad Riwayadi" tampil ke atas podium dan menyampaikan untaian kata hatinya. Kata-kata yang disampaikan Pak Achmad benar-benar menyentuh perasaan kami. Kata-kata bijak yang memperkokoh keyakinan kami akan pilihan hidup untuk menjadi seorang guru. Kata-kata yang sarat makna itu mampu merobohkan benteng ketegaran yang coba kami tahan di dalam mata kami. Mata kami basah air mata.....

"Seorang guru, ibarat mengibarkan bendera-bendera ke angkasa. Bendera itu adalah murid-murid kita. Kibarkanlah bendera itu setinggi-tingginya hingga sampai ke puncak kejayaan. Jangan berkecil hati jika suatu saat sang pengibar bendera itu pun aka menghormati bendera yang dikibarkannya.
Jika anak-anak didik kita lupa pada gurunya, lupa pada orang yang hafal namanya, yang hafal nilai-nilainya, bahkan hafal nomor plat motornya, maka mungkin kita jugalah yang telah melupakan guru-guru kita."

Pesan tersirat yang disampaikan Pak Achmad bagi para orang tua dan pengurus yayasan adalah bahwa:

"Jam kerja guru tak terbatas. Jam kerja guru bukan hanya di kelas, bukan hanya di sekolah. Sampai-sampai waktu untuk keluarg terkurangi demi membuat soal-soal Try Out atau mengoreksi pekerjaan siswa. Menjadi guru adalah cita-cita dan pilihan hidup. Jika Allah berkenan kami ingin menjadi guru di Yayasan Pupuk Kaltim ini hingga akhir masa pensiun kami. Hingga pensiun nanti kami masih tercatat sebagai pensiunan guru di Yayasan Pupuk Kaltim ini."

Kata-kata pilihan Pak Achmad sangat bermakna. Kalimat tersusun dengan cantik. Ungkapan hati Pak Achmad ini dapat mewakili kami, guru-guru yang tak semuanya piawai berbicara. Orang-orang seperti Pak Achmad harus tampil lagi di acara perpisahan tahun-tahun berikutnya. Orang yang cakap berpikir, mahir berbicara, dan santun bertutur. Sehingga ucapan perpisahan ini akan dikenang siswa-siswa hingga mereka berkelana entah ke mana. Kata-kata perpisahan seperti yang disampikan Pak Achmad inilah yang akan menutup lembaran sekolah siswa berwarna lebih indah. Kata-kata yang disamapaikan Pak Achmad berasal dari hatinya yang tulus maka akan sampai pula pada hati para pendengarnya.

Ketika lagu "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa" di lantunkan dengan iringan gitar akustik yang merdu...tetes air mata semakin deras mengalir...........

Terpujilah wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sbagai prasasti terima kasihku
Tuk pengaabdianmu..
Engkau s'bagai pelita dalam kegelapan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa.

Lagu ini, setiap tahun dinyanyikan, selalu tak dapat menahan air mata kami. Tetesan air mata masih membekas hingga acara ditutup dengan bersalam-salaman.

Selamat Jalan anak-anakku
Doa kami merestui langkahmu
raih cita dan cintamu
berkibarlah di angkasa raya.....

(salam cinta dari mama eno)

7 komentar:

True-Lee .... mengatakan...

hanya dengan membaca tulisan ini...sangat menggetarkan hati dan merinding.. kubayangkan diriku berada disini waktu itu.... Sayang..saya tidak bisa menikmati dan melihat sausana yang pastinya begitu indah.....padahal jauh-jauh hari saya sudah menunggu momen ini. Hanya doa dan harapan untuk anak-anak yang telah lulus untuk selalu berkarya positif dimanapun kalian berada..

terbayang 8 tahun lalu ketika saya dilepas kenang sebagai alumni YPK..begitu indah...

ratnahar mengatakan...

ralat tuh, pak.
teks lagu itu udah lama berubah. dan itu sudah resmi ada peraturannya.
Guru sekarang sudah bukan tanpa tanda jasa, tapi pembangun insan cendekia. Dengan adanya UU Guru dan Dosen, guru termasuk salah satu profesi yang bermartabat dan diberi tanda jasa dari presiden bagi yang berprestasi. Bu Sri Rahayu SD 2 YPK contoh nyata diberi penghargaan Satya Lancana Pendidikan oleh Presiden tahun 2008. itu ditandai dengan adanya tunjangan profesi dan sertifikasi yang ada uangnya. Ini berlaku bagi guru PNS maupun Non PNS (guru Tetap Yayasan yang sudah memenuhi syarat). Ini saya tahu dari pidato langsung Presiden di Istora Senayan Indoor Jakarta Desember 2008 dan saya hadir di sana.
dan teman yang sudah sertifikasi sudah menikmati hal tersebut.
toh jika ada sebagian guru yang belum sejahtera itu adalah kasus personal dan intern, bukan secara universal.
Sebenarnya kita guru YPK ini sudah lumayan kesejahteraannya menurut pendapat saya. Jika belum sejahtera sebenarnya adalah masalah personal saja.
mohon maaf atas kritisi saya.
(Ratna SD 2 YPK)

PEACE YPK mengatakan...

Mama Eno ( Bu Retno) yang nulis artikel ini kok dipanggil Pak, itu gimana to Bu Ratna?

Windu KUrniawan mengatakan...

Sesuungguhnya perpisahan itu bukanlah suatu pemutus silaturahmi..

Akan tetapi ia adalah memanjangkan
Kait lebih luas tali cinta ilahi dalam persaudaraan..

eljihadi mengatakan...

sebuah perpisahan..
sesuatu yang pasti akan terjadi jika kita berani membuat sebuah pertemuan..
ditunggu kunjungan baliknya y buk d www.eljihadi.com

Anonim mengatakan...

perpisahan memang menyedihkan, menyebalkan, menyakitkan tetapi seperi kata pepatah setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan....
sedih sich boleh aja asalkan jagn sampai berlarut dalam kesedihan karna dapat membuat kita jadi tidak menentu...
tetap semangat kesdihan akan segera berlalu seiering berjalannya waktu...

Anonim mengatakan...

Makna sejati guru? Hmm..tetapah sebanyak apapun hadiah yg diberikan,tak sebanding, tdk ada apa2nya dgn semua ilmu,keikhlasan hati,,pengorbanan,wkt, disaat yg lain lelap Sang Guru masih terjaga n bekerja,,sy sbg murid yg gelap ilmu, mnjd terang, n ilmu kalian sy gunakan seumuuur hidup sy,,mhon maaf apabila murid yg miskin ini, tetap menganggap kalian pahlawan tnp tanda jasa. Demikian.