Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Rabu, 27 Mei 2009

Dijamin Mutunya Terjamin

Idealnya sebuah komitmen Jaminan Mutu yang ditawarkan/diberikan kepada siswa dan untuk orangtua siswa adalah adanya deskripsi tugas dan tanggungjawab yang kongkrit bagi para guru dan orangtua (sesuai dengan perananya masing-masing). Tanpa adanya deskripsi yang lebih jelas apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai garda paling depan dilapangan (di dalam kelas) maka tidak akan terlihat hasilnya secara signifikan ( terkesan hambar).
Sebenarnya betapapun hebatnya jaminan dari sekolah, apabila tidak ada dukungan dari para orangtua siswa (artinya memberdayakan peran orangtua) maka hasilnya tidak akan kentara. Inilah sebenarnya mungkin yang terlupakan dari pemikiran Pak Masruri tentang membangun tradisi mutu sekolah yang tidak menyinggung sama sekali peranan dari fihak orangtua di rumah dalam mengembangkan potensi (prestasi) siswa secara optimal. Saya ibaratkan seperti sepeda roda 3, posisi anak pada roda di depan dan pisisi sekolah dan orangtua berada pada kedua roda di belakang. Tanpa adanya keselarasan, keharmonisan hubungan yang berupa dukungan, kepercayaan, dan kerja sama yang baik dari kedua roda di belakang , maka sepeda tersebut ( anak ) akan berjalan timpang (pincang), menemui banyak hambatan, dan tak berdaya untuk melakukan /mengembangkan kemampuannya. Kita tahu bahwa waktu yang dihabiskan anak di sekolah sekitar 6 jam, dan selebihnya di rumah dan di masyarakat. Disinilah kelemahan pada umumnya sekolah di negri ini yang kurang memberdayakan peranan orangtua untuk kemajuan prestasi belajar putra-putrinya sekaligus dampaknya bagi peningkatan kemajuan (prestasi) sekolah.
Usulan penulis :
Buat jaminan mutu sekolah yang mengikut sertakan(melibatkan di dalamnya sekolah (guru) dan orangtua untuk mengambil peran dan tanggungjawabnya masing-masing secara terperinci/terjabarkan, sehingga mudah untuk dipahami bersama. Buat kontrak komitment yang disaksikan oleh para guru dan orangtua untuk bertanggungjawab melaksanakan peranannya masing-masing.

Misalnya ; tentang kedisiplian : peran guru selain menegakkan peraturan sekolah juga harus menegakkan kedisiplinan untuk diri sendiri ( datang tidak terlambat, masuk kelas tidak telatan, keluar kelas tidak disikan dsb). Dari pihak orangtua: Menerapkan kedisiplinan dalam belajar di rumah, pekerjaan rumah, berangkat ke sekolah tidak terlambat, berpakaian seragam lengkap dsb.

Jaminan Mutu Sekolah sebaiknya bukan hanya ide dari fihak sekolah. Para orangtua sebaiknya juga diberi kesempatan untuk memberikan aspirasinya, masukannya, unek-uneknya terhadap peningkatan pelayanan dan mutu sekolah. Kemudian melakukan kontrak komitmen bersama untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya (sesuai dengan peranan dan posisinya masing-masing ). Intinya disini adalah memberdayakan/melibatkan peranan orangtua untuk tujuan mulia masa depan putra-putrinya.

Melihat kembali contoh 10 jaminan mutu lulusan SD dari Pak Masruri : sadar sholat, berbakti pada orangtua, disiplin waktu, percaya diri, senang membaca perilaku social yang baik, berbudaya sehat dan bersih, tuntas 5 bidang studi nilai 8, kemampuan membaca efektif, dan kemampuan komunikasi lancar dan baik. Empat jaminan diantaranya ternyata memang sudah menjadi bagian dari materi / target dari kegiatan layanan bimbingan dan konseling yaitu : Pemgembangan diri Kepercayaan diri, teknik membaca cepat dan efektif , dan kemampuan berkomunikasi lancar dan baik.
Bagaimana cara mengoptimalkan target jaminan mutu sekolah ?
Dengan membuat program-program sekolah yang mengarah ke target jaminan tersebut. Dengan mengoptimalkan masing-masing layanan di sekolah : layanan perpustakaan buat program bagaimana anak senang membaca, layanan di kelas(masing-guru punya programnya), layanan kantin, layanan UKS, layanan BK ( intinya masing-masing membuat program yang mengarah kepada jaminan mutu diatas).


Satu lagi dari houya.

Tidak ada komentar: