Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Senin, 27 April 2009

MENGAPA HARUS TINGGAL KELAS ?



Siswa-siswa SMA sudah berakhir dalam mengikuti Ujian Akhir Nasional(UAN). Mereka tinggal menunggu hasilnya. Apakah nilainya memuaskan/membanggakan, baik atau mengecewakan(TIDAK LULUS UJIAN).
Minggu ini, mulai hari senin kemarin siswa-siswa SMP juga mulai melaksanakan Ujian Akhir Sekolah(UAN).Hari ini anak-anak SD siswa kelas VI sedang melaksanakan Try out yang ke 6.

Tiga bulan terakhir ini benar-benar waktu tersita untuk mempersiapkan anak-anak siswa SD kelas 6, SMP kelas 3, dan SMA kelas 3 untuk menghadapi Ujian Akhir Nasional yang benar-benar menentukan . Sesuatu yang seakan-akan sangat di sakralkan, mencemaskan, menegangkan, dan menentukan masa depan anak-anak kita dan harga diri mereka( siswa, orangtua dan nama besar sekolah).

Pada umumnya sekolah-sekolah di negeri ini jauh-jauh hari sudah melakukan persiapan diri untuk menghadapi pertempuran besar ( UAN ) dengan melakukan pelatihan-pelatihan yang berupa try out, try out . . sampai berkali-kali. Sesuatu yang luar biasa untuk mencurahkan perhatian sekolah terhadap masa depan (kelulusan ) siswa-siswanya di kelas 6 (SD), 3(SMP), dan 3(SMA). Bahkan sudah menjadi tradisi sekolah-sekolah di negeri ini untuk menghadapi UAN dengan melakukan program khusus : pelajaran tambahan bidang studi yang di UAN kan, pelatihan motivasi,renungan, klinik malam, home visit, pertemuan orangtua, do’a bersama dengan dipimpin ustad terkenal di kotanya. Itulah tradisi yang dilakukan sekolah-sekolah SD, SMP, dan SMA di negri ini dari tahun ke tahun.

Pertanyaan yang menggelitik pikiran saya :
Semangat, antusias, ambisi, dan kerja keras yang dicurahkan untuk mencapai target yang diharapkan yaitu lulus UAN dengan nilai yang optimal,ALANGKAH INDAHNYA KALAU JUGA bisa diterapkan / diaplikasikan kepada siswa-siswa jenjang kelas dibawahnya : SD kelas 1 s.d 5, SMP kelas 1 dan 2, SMA kelas 1 dan 2 . Adakah semangat dari kita semua untuk dapat berusaha menaikkan ( meloloskan) anak-anak kelas tersebut ? Adakah usaha untuk meminimalkan anak-anak yang tinggal kelas, bahkan berusaha untuk dapat menaikkan siswa-siswa tersebut seperti di kelas 6 SD, 3 SMP, dan 3 SMA (Kalau selama ini kita bisa meluluskan anak-anak kelas tersebut ), mengapa kita terkadang masih gagal untuk meloloskan (menaikkan) siswa-siswa di kelas jenjang di bawahnya ?

Anak-anak yang bermasalah (problem belajar) di yayasan ini ( SD, SMP, dan SMA ) adalah anak-anak yang NORMAL secara fisik dan mental/ intelligence. Mengapa sampai ada anak-anak yang tinggal kelas ? Siapa yang salah ? Apa yang masih kurang ? Apa yang diinginkan ? Apa yang diharapkan oleh guru, wali kelas, dan sekolah ? serta apa yang harus dilakukan oleh para orangtua ?

Mari kita buka kembali program-program apa yang sudah kita lakukan untuk anak-anak yang problem belajar dengan kategori : nilai selalu dibawah rata-rat (SKBM), nilai rawan atau waspada yang pada akhirnya berakhibat pada kegagalan untuk dapat naik ke kelas yang lebih tinggi. Apakah kita hanya sekedar memberikan remediasi ? pemanggilan orangtua yang terkadang kurang dalam memberikan solusi ? Adakah semangat yang sama untuk dapat dilakukan seperti siswa-siswa di kelas 6 (SD), 3 ( SMP), dan 3 (SMA).
Ini menjadi renungan Kita bersama, menjelang rapat kenaikan kelas naik .

Terima kasih yang sempat membaca artikel ini.
Selamat berkarya.

Dari: SupriHouya.

1 komentar:

PEACE YPK mengatakan...

betul tul tul cakTO, aku se+7 se+X harusnya begitu, tapi,...kita kan tidak mau kalo dianggap sekolah ini gagal meluluskan siswanya 100%, sebab rentetannya banyak, nanti siswa yang nggak lulus ijasahnya bukan dari YPK tapi dari persamaan, wong cari perguruan tinggi aja cari yang bergengsi sebab nantinya diangap lulusannya lebih ocre, biarpun harus bayar dengan uang segudang tuk lolos ptn/pts, selain itu bonus-bonus kalo nggak 100% lulus kan harus disunat, mau ndak pean?
Yang penting mari kita jaga silaturrahim dengan berbagai pihak terutama ortu (komunikasikan dengan baik berbagai hal tentang KBM dan siswa di sekolah dan masa depan ) oke?
matur suwun CAKTO.

Basudewa