Kami adalah

kami adalah pengabdi pendidikan, mencerdaskan kehidupan bangsa.

Senin, 30 Maret 2009

Sudah waktunya Yepeka menerapkan Manajemen Mutu Terpadu

Manajemen mutu terpadu atau Total quality Control ,rasanya sangat familiar istilah itu ditelinga kita. . “do the right things, first time,every time”, “Continuous improuvement”, “quality improuvement”.’ “Customer satisfaction “.Ya, slogan –slogan itu kita tahu., tapi sayangnya yayasan yang kita cintai ini belum sepenuhnya melaksanakan konsep ini dalam pengelolaanya.
Sekarang , diusianya yang ke 26 ini , ditengah-tengah himpitan krisis global mupun non global dan dikepung oleh para kompetiter ,salah satu solusi untuk menyelamatkan diri adalah meningkatkan NILAI JUAL demi existensi Yepeka.


Paradigma bahwa Yepeka memonopoli pasar seperti yang selama bertahun-tahun kita yakini karena memang kita alami, sampai-sampai kita bingung menolak murid, sudah harus ditinggalkan. Saat ini , Calon murid kita sudah mulai berpaling kelain hati dan perubahan kebijakan dari para pemangku kebijakan membuat gurunyapun turut berpindah kelain hati.
Perubahan , betapapun pahitnya harus dihadapi. Ketika tiba saatnya kita harus mandiri, maka mutlak kita harus tunduk pada hukum bisnis, siapa yang berkualitas , dialah yang menang.Untuk menjadi Pemenang tentu saja banyak tantangan.

Manajemen Mutu Terpadu (MMT)merupakan salah satu strategi manajemen untuk menjawab tantangan tersebut.
Ada banyak definisi tentang MMT salah satunya ,Manajemen Mutu terpadu adalah suatu filosofi komprehensif tentang kehidupan dan kegiatan organisasi yang menekankan perbaikan berkelanjutan sebagai tujuan fundamental untuk meningkatkan mutu ,produktivitas dan mengurangi pembiayaan. Sedangkan Mutu Terpadunya sendiri tercakup dalam tiga pengertian yaitu mencakup semua proses (every process), mencakup setiap pekerjaan ( every job) dan setiap orang (every person) .

Manajemen mutu Terpadu dalam pendidikan merupakan aplikasi konsep manajemen mutu yang disesuaikan dengan sifat dasar sekolah sebagai organisasi jasa kemanusiaan .
Secara umum ,mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang ditentukan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan , pengertian mutu mencakup input, proses dan output pendidikan .


I. INPUT PENDIDIKAN
Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya sebuah proses. Sesuatu yang dimaksud berupa :

a. Memiliki kebijakan mutu
Secara formal , sekolah menyatakan dengan jelas tentang keseluruhan maksud dan tujuan sekolah yang berkaitan dengan mutu. Kebijakan mutu tersebut dinyatakan oleh pimpinan puncak sekolah dalam hal ini kepala sekolah. Kebijakan mutu tersebut disosialisasikan kepada semua warga sekolah, sehingga tertanam pemikiran, tindakan, kebiasaan, hingga sampai pada kepemilikan karakter mutu oleh warga sekolah.

b. Sumber daya tersedia dan siap
Sumber daya merupakan input penting yang diperlukan untuk berlangsungnya proses pendidikan disekolah. Tanpa sumber daya yang memadai , proses pendidikan disekolah tidak akan berlangsung secara memadai danpada gilirannya sasaran sekolah tidak akan tercapai. Sumber daya dapatdikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber daya manusia dan sumber daya selebihnya (uang ,peralatan, bahan dan sebagainya) dengan penegasan bahwa sumber daya selebihnya tidak mempunyai arti apapun bagi perwujudan sasaran sekolah tanpa campur tangan sumber daya manusia.

c. Memiliki harapan prestasi yang tinggi.
Yayasan harus mempunyai dorongan dan harapan yang tinggi untuk meningkatkan prestasi peserta didik dan sekolahnya. Kepala sekolah memiliki komitmen dan motivasi yang kuat untuk meningkatkan mutu sekolah secara optimal. Guru memiliki komitmen dan harapan yang tinggi bahwa anak didiknya dapat mencapai tingkat prestasi yang maksimal.Sedang peserta didik juga mempunyai motivasi untuk selalu meningkatkan diri untuk berprestasi sesuai bakat dan kemampuannya.
Harapan tinggi dari ketiga unsur sekolah ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan sekolah selalu dinamis untuk selalu menjadi lebih baik dari keadaan sebelumnya.

d. Fokus pada pelanggan (Khususnya peserta didik)
Pelanggan , terutama peserta didik, harus merupakan fokus dari semua kegiatan sekolah. Artinya semua input dan proses yang dikerahkan di sekolah tertuju utamanya
untuk meningkatkan mutu dan kepuasan peserta didik. Konsekwensi logis dari ini semua adalah bahwa penyiapan input dan proses belajar mengajar harus benar-benar mewujudkan sosok utuh mutu dan kepuasan yang diharapkan peserta didik.

e. Yayasan memiliki input manajemen yang memadai untuk menjalankan roda sekolah . Kepala sekolah dalam mengatur dan mengurus sekolahnya menggunakan sejumlah input manajemen. Input manajemen yang dimaksud meliputi : Tugas yang jelas, rencana yang rinci dan sistematis, program yang mendukung bagi pelaksanaan rencana, aturan kepegawaian yang jelas sebagai acuan bagi warga sekolahnya untuk bertindak, dan adanya system pengendalian mutu yang efektif dan efisien untuk meyakinkan agar sasaran yang telah disepakati dapat dicapai.
Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Dengan kata lain input merupakan prasyarat bagi berlangsungnya proses. Oleh karena itu tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingjkat kesiapan input. Makin tinggi kesiapan input, makin tinggi mutu input tersebut.

2. PROSES PENDIDIKAN
Ada beberapa persyaratan mutu yang harus dimiliki Yayasan/sekolah pada pelaksanaan Proses Pendidikan . diantaranya adalah ;
a. Efektifitas Proses Belajar Mengajar Tinggi
b. Kepemimpinan sekolah yang kuat
c. Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang efektif
d. Sekolah memiliki budaya mutu
e. Sekolah memiliki team work Yang Kompak, Cerdas dan Dinamis.
f. Sekolah memiliki Kewenangan (Kemandirian)
g. Partisipasi Warga Sekolah dan Masyarakat
b) Sekolah memiliki Keterbukaan (Transparansi manajemen)
a. Sekolah memiliki kemauan untuk berubah (Psikologi dan fisik)
b. Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan
c. Sekolah Responsif dan Antisipatif terhadapmkebutuhan
d. Sekolah Memiliki Akuntabilitas
e. Sekolah memiliki Sustainabilitas .

3. OUTPUT PENDIDIKAN

Sekolah memiliki Output yang diharapkan . Output adalah kinerja sekolah . Kinerja Sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses sekolah. Kinerja sekolah diukur dari kualitasnya, efektifitasnya, produktivitasnya , efisiensinya,inovasinya , kualitas kehidupan kerjanya dan moral kerjanya.
Pada umumnya , output dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu output pencapaian akademik (academic achievement ) dan output pencapaian nonakademik (nonacademic achievement).
Konsep manajemen Mutu terpadu mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Plan : Penetapan target Mutu dan Strategi Pelaksanaan
2. Do : Pelaksanaan Kegiatan
3. Check : monitoring dan Evaluasi
4. Act : Perbaikan terus menerus

Keempat unsur diatas merupakan siklus yang terus menerus harus dilakukan.
Peranan kepemimpinan pada setiap level organisasi akan menentukan pencapaian perbaikan mutu . Komitmen terhadap mutu harus merupakan sikap utama dari pemimpin Yayasan. Ini merupakan alasan bahwa Manajemen Mutu Terpadu menjadi penting sebagai proses dari atas ke bawah. Dapat diperkirakan bahwa 80% dari inisiatif mutu masih gagal untuk tahun pertama dan kedua. Seringkali alasan utama kegagalan adalah kurangnya manajer senior yang mendukung dan memiliki komitmen . Untuk berhasilnya manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan , maka harus ada manajer yang mau menyediakan waktu lebih banyak untuk memimpin, membuat rencana, mengembangkan ide-ide baru dan bekerja sama dengan pelanggan. (Increung)

Sumber :
§ Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan oleh Syafaruddin
§ Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah oleh Depdiknas
§ Pelatihan/Seminar Manajemen Mutu Terpadu Expect-Yogya.

Tidak ada komentar: