Memang Asyik !
Banyak orang yang lebih suka percaya pada GOSIP, isu, atau desas-desus tentang sesuatu hal atau orang lain, dari pada percaya tentang berita positif tentang orang lain.
Jika seseorang bercerita tentang keberhasilan, perbuatan baik/ kebaikan, dan keistimewaan orang lain, hal itu didengarkan, tetapi tidak banyak ditanggapi, didengar seperti angin lalu, dan . . . ., sesudah itu selesai.
Tetapi jika seseorang berbicara tentang : Hal negatif tentang orang lain para pendengar mulai memasang kuping, membuka lebar-lebar, ”Karena ini pasti cerita menarik!” Lalu, itu disimpan lama dalam pikiran,
alam bawah sadarnya, lantas diceritakan lagi pada orang lain, dan orang yang lain menceritakannya pada orang yang lainnya lagi. Lagi, lagi, dan lagi. Demikian seterusnya . . . . . .
Sampai kepada orang yang sadar dan menyadari bahwa kebiasaan- perbuatan gosiiip itu tidak dibenarkan oleh agamanya (berprasangka buruk pada orang lain ). Sementara orang lain merasa ini adalah hobbi. Apa untungnya . . . . . Kita berbicara negatif tentang orang lain ? Itu hanya merugikan diri sendiri, dan orang lain. Bagaimana kalau gosip itu menimpa diri kita sendiri ? dan gosip itu tidak benar, dan memang hanya dibuat-buat untuk menjatuhkan orang lain atau dibesar-besarkan oleh orang yang memang tak senang dengan orang itu ? Atau bagaimana kalau gosip itu ternyata tidak menyangkut orang itu, tetapi orang lain ? Begitu kompleksnya dan bahayanya GOSIP itu bagi orang lain. Ibarat VIRUS, gosip itu perusak, penghambat, pengacau, yang dapat menghancurkan lingkungan yang sudah kondusif, aman, dan harmonis. Mari kita lawan kebiasaan ngegosiip dengan saling intropeksi diri, merefleksi diri. ”Apa sebenarnya sih yang kita banggakan ?”
Maka hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan.
Jika Kita mendengar GOSIP :
1. Jangan langsung mempercayai gosip itu sekalipun itu dikatakan oleh orang yang kita kenal, dekat dengan kita, ataupun oleh orang kepercayaan kita atau keluarga kita.
2. Jangan menambahkan lagi keburukan orang yang kena gosip itu dengan pengalaman kita atau orang lain tentang dia.
3. Tak perlu menceritakan kepada orang lain lagi gosip itu jangan sampai Anda kena batunya.
4. Tak perlu menganggap serius gosip itu, dan tak perlu banyak dikomentari.
5. Tunjukkan pada orang lain bahwa Anda tak suka gosip, itu akan mendidik mereka.
6. Jangan terbiasakan diri bertanya - tanya tentang hal-hal negatif orang lain.
7. Jika ada teman yang berbuat kesalahan, bantulah orang tersebut, jangan gosipkan keburukannya. Janganlah ambil bagian dalam KEJAHATAN GOSIP.
8. Ingat, KEBIASAAN NGEGOSIPIN REKAN KERJA DI TEMPAT KERJA, SAMA DENGAN MERUNTUHKAN, MENGACAUKAN, MENCERAI BERAIKAN, DAN MEMUTUSKAN TALI PERSAUDARAAN.
9. Dalam Agama , dilarang juga khan ?
DICERNA DARI BERBAGAI SUMBER.
SUPRIHOU SD. KITA
1 komentar:
Gosip memang bikin seru mas, buat hiburan saat hati sumpek,apalagi saat-saat sekarang ini, kondisi yayasan kita yang bergoyang-goyang begini, banyak sekali gosip santer yang macem-macem. Jadi yang maklum aja, kalau sekarang lagi musimnya ngegosip.
Posting Komentar